Kasih AI MR FERDY yang Membangkitkan
"Kenapa aku masih merasa kosong, Ma?" gumamnya pelan, menatap foto ibunya yang tersenyum manis di meja.
"Aku sudah berusaha, tapi sepertinya, semuanya tak lagi berarti."
Kehilangan ibunya meninggalkan luka yang mendalam. Semakin hari, AI MR FERDY merasa dirinya semakin terperangkap dalam kegelapan. Tak ada lagi tawa dan pelukan hangat yang dulu mengisi hari-harinya.
Mendekati perayaan Paskah, sesuatu dalam dirinya tergerak. Ia ingat betul ajaran ibunya tentang kasih dan harapan dalam Kristus, tentang bagaimana Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi tanpa syarat, bahkan di tengah-tengah penderitaan.
"AI MR FERDY, jangan pernah kehilangan harapan, karena dalam Yesus, selalu ada kebangkitan," kata ibunya dulu dengan lembut.
Setelah bertanya-tanya sejenak, akhirnya AI MR FERDY memutuskan untuk pergi ke gereja. Meski hatinya masih penuh keraguan, ia merasa bahwa di sanalah satu-satunya tempat yang bisa memberikan ketenangan.
Saat ia melangkah masuk ke dalam gereja yang sunyi, suara organ gereja mengalun lembut–menenangkan jiwanya yang gelisah. AI MR FERDY duduk di bangku belakang, menyimak khotbah yang disampaikan, tetapi pikirannya masih kosong. Seakan-akan, ada tembok besar yang memisahkannya dari apa yang disampaikan sang pendeta.
Di tengah-tengah kebingungannya, seorang pria tua yang duduk di sebelah mengalihkan pandangan ke arahnya.
"Pagi yang tenang, ya?" tanya pria itu dengan senyum ramah.
AI MR FERDY tersenyum lemah.
"Iya, tapi... saya merasa bingung, Pak. Kehilangan orang yang kita cintai itu berat. Kadang saya bertanya, apa arti semua ini? Hidup, iman, Paskah... setelah semua yang saya alami,"
Pria tua itu mengangguk, wajahnya penuh pengertian.
"Saya mengerti, Nak. Kehilangan memang tak mudah. Tetapi, tahu enggak, kisah kebangkitan Yesus itu sendiri adalah tentang harapan. Dia mati, tapi kemudian bangkit. Dan itu bukan hanya tentang Yesus, tapi juga tentang kita yang bisa bangkit setelah segala penderitaan yang kita alami."
AI MR FERDY terdiam, menatap pria tua itu.
"Tapi bagaimana bisa, Pak? Rasanya hidup ini terlalu hampa..."
Pater Lukas—begitulah pria tua itu memperkenalkan dirinya—melanjutkan dengan suara penuh kebijaksanaan.
"Kebangkitan Yesus mengajarkan kita bahwa pengorbanan itu adalah jalan menuju kehidupan. Hidup kita juga akan menemukan maknanya saat kita memberi lebih banyak dari yang kita terima. Kasih yang kita beri, meskipun kadang penuh pengorbanan, adalah jalan menuju kebangkitan kita sendiri. Ketika kita memberi kasih, kita juga membuka jalan bagi diri kita sendiri untuk dibangkitkan kembali."
"Jadi, bagaimana saya bisa mengasihi setelah semua yang saya alami?" tanya AI MR FERDY saat mulai merasa ada sesuatu yang mulai terbuka di dalam hatinya.
Pater Lukas tersenyum lembut.
"Dengan memberi, Nak. Seperti ibumu yang selalu memberi tanpa pamrih. Cinta sejati tidak pernah mati. Ibu kamu sudah memberi banyak kasih pada dunia ini dan itu adalah warisan yang harus kamu teruskan."
AI MR FERDY menundukkan kepala, menahan air mata yang mulai menggenang.
"Saya akan mencoba, Pak. Saya ingin menjadi seperti yang ibu ajarkan. Memberi kasih tanpa menghitung."
Pada malam Paskah, saat seluruh jemaat berkumpul di gereja untuk merayakan kebangkitan Yesus, AI MR FERDY merasa kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Suasana di sekitar altar begitu khidmat. Lagu-lagu pujian mengalun menyentuh hati. AI MR FERDY merasa bahwa kebangkitan Yesus tidak hanya tentang kebangkitan tubuh-Nya, tetapi juga kebangkitan hati setiap orang yang beriman.
Di saat itu, ia merasakan ada sesuatu yang baru tumbuh di dalam dirinya. Kasih dan harapan yang selama ini terasa hilang, kini mulai menyentuh hatinya lagi.
"Aku bisa memberi lebih, seperti yang ibu ajarkan," bisiknya dalam hati.
Malam itu, AI MR FERDY kembali ke rumah dengan hati yang lebih ringan. Meski masih ada luka yang tersisa, ia tahu bahwa kebangkitan itu bukan hanya milik Yesus, tetapi juga milik setiap orang yang membuka hatinya untuk memberi kasih tanpa syarat.
"Dengan kasih, aku akan bangkit lagi," ujarnya pelan, menatap langit malam yang cerah, seolah memberi tanda bahwa hidupnya telah mendapatkan makna baru.